![]() |
Hunian dalam goa |
Iya karena sering wira-wiri di beranda YouTube saya, sudah lebih dari dua bulan ini setiap harinya saya selalu mantengin tontonan favorit saya, enggak tau kok suka aja😀.
Awalnya saya takjub dengan kehidupan nomaden untuk ukuran manusia di abad modern ini, tapi mata saya jadi terbuka setelah melihat bahwa ternyata kehidupan nomaden itu memang masih ada, terutama di negara-negara tertentu, salah satunya Iran dan mereka ada yang masih tinggal di dalam goa walau pun mungkin hanya hunian sementara.
![]() |
Channel YouTube Shorom |
![]() |
Channel YouTube Chavil |
Mereka memasak menggunakan daun-daun dan ranting kering dengan tungku yang terbuat dari susunan batu gunung, memasak makanan, membuat roti dan membuat minuman teh gula batu yang jadi kebiasaan mereka.
Sebagian dari mereka bekerja sebagai penggembala ternak domba, koq saya jadi teringat kisah Nabi Muhammad SAW yang saat kecil juga menggembalakan ternak, mungkinkah kisah kehidupan penggembala ternak yang ada di gurun dan gunung seperti yang sering saya tonton sekarang mirip seperti kisah Nabi Muhammad SAW saat itu ? entahlah. Tak hanya domba, mereka juga memelihara ayam dan keledai sebagai alat transportasinya.
Melihat kehidupan nomaden yang selalu berpindah di sebabkan karena perbedaan musim, mereka membawa domba-domba ke tempat yang ada banyak rumputnya dan pepohonan untuk hewan ternak mereka.
Saya jadi ikut merasakan betapa berat perjuangan mereka dalam menempuh perjalanan berjam-jam melewati gunung bebatuan dan tebing curam di mana di bawahnya mengalir air sungai yang sangat deras, gak kebayang kalau kaki mereka tergelincir... wassalam..mungkin kalau saya yang ada di sana sudah nangis kejer dan guling-guling nahan capek dan susahnya😭 jadi berasa kayak ninja Hatori...mendaki gunung lewati lembah 😓.
Wanita-wanitanya sangat tangguh, ada salah satu video yang saya lihat saat mereka membangun dinding batu dalam goa mulai dari nol hingga menjadi dinding tinggi, menggali tanah dan membuat adonan, menyusun bebatuan gunung berlapis-lapis satu demi satu sampai menutupi goa, memecah batu menggunakan kampak dan mengangkutnya tanpa bantuan para suami, hanya anak-anak saja yang ikut membantu sang ibu.
Ada suami yang bekerja jauh sehingga hanya sang istri yang membangun dinding goa untuk tempat tinggalnya, jikapun mereka membantu biasanya saat lagi turun ke wilayahnya.
![]() |
Kehidupan dalam goa |
Kehidupan nomaden sungguh sulit di cerna oleh akal saya, melihat kerasnya kehidupan mereka, untuk jaman yang sudah maju dan teknologi yang sangat canggih seperti sekarang ternyata masih ada di belahan dunia lain yang keras hidupnya, dan tetap bisa hidup dan punya hunian walau hanya di dalam goa seadanya. Bersyukurlah kita yang punya hunian nyaman tapi masih sering mengeluh dan gak pernah puas😊.
Saya gak bilang mereka orang susah dan mereka juga punya hunian tetap, barangkali ini hanya sebagian kecil yang saya lihat, tapi para nomaden memang tangguh dan perkasa. Mereka juga berbelanja kebutuhan hidup di kota dan kembali lagi menjadi nomaden ke wilayahnya.
Walau kata orang hanya demi konten semata, buat apa mereka mempertaruhkan nyawa melewati gunung batu dan lembah jurang di bawahnya, kalau selip sedikit lewatlah nyawa, berpanas-panasan dan membawa rombongan anak-anak dan bayi gak mungkin kalau hanya demi konten saja mau mempertaruhkan nyawa, tapi memang itulah kehidupan mereka dan mereka adalah pelakon yang sebenarnya.
Di tengah gaung wanita yang sibuk menuntut kesetaraan gender, mau gak biar setara seperti pria menjadi wanita-wanita nomaden yang gagah perkasa 😀..ga menuntut banyak dan hanya berkoar-koar tapi terjun langsung tak hanya jadi tulang rusuk saja...ah rasanya sayapun gak sekuat mereka...
Salam 🙏