Tulus untuk Orang yang Salah


Tulus untuk Orang yang Salah
, adalah novel fiksi karya Boy Candra, sebagai penulis sejak tahun 2011, dia sudah menerbitkan lebih dari 20 judul buku yang tersebar di toko buku seluruh Indonesia dan buku ini merupakan karya pertama beliau.

Dua dari bukunya sudah di adaptasi dalam sebuah film, fiksi Tulus untuk Orang yang Salah merupakan cetakan ke 6 setelah terbitan pertama Gramedia Widisarana Indonesia, anggota IKAPI, 2022. 

Saya iseng nyari novel yang gak terlalu berat di toko buku Gramedia dan langsung kecantol ama judulnya. 

Desain cover oleh Katakila Project.
Ilustrasi dan tata letak isi oleh Dyndha Hanjani Putri.
Editor :  Linda Irawati.

Sampulnya berwarna putih bersih dengan gambar seorang pria sedang membungkuk, dan ada bunga yang terikat di punggung dan tangannya, entahlah saya gak bisa menafsirkan artinya, barangkali pria itu di kelilingi oleh sesuatu yang indah tapi ternyata keindahan itu hanya semu belaka hehe, maafkan kalau saya salah menilai.

Saya memang telat baca bahkan gak pernah tau, tulisannya penuh dengan berbagai cerita kehidupan sehari-hari, suka duka, jatuh bangun dalam sebuah hubungan, di tulis dengan gaya bahasa yang santai dan mudah di pahami, gak berbelit-belit, saya bukan tipe yang suka dengan bacaan berat sih, ngapain kalo saya gak paham,  saya gak mudeng:D

Judul pada sampul depan adalah Tulus untuk Orang yang Salah, ternyata dalam satu buku yang terdiri dari 138 halaman ini berupa kumpulan fiksi yang bisa kamu baca dan relate banget dengan kehidupan dan hal-hal yang terjadi di sekitar kita, yang bisa bikin kamu termehek-mehek dan terbawa emosi dengan alur ceritanya 🥺.

Kesemuanya di tulis ringkas, menyayat hati banget....sttt.. buat ciwi-ciwi yang hatinya lembut dan gampang tersentuh kayak saya, jangan lupa siapin tisu yaa....ada yang udah pernah baca ? Aku aja baru beberapa judul udah ga kuwaat...tapi kalo gak suka fiksi model yang ginian sih ya nggak apa juga.

Pada bagian belakang sampul buku terdapat kalimat yang bikin hati rasa teriris. 

Aku terluka dan kusembuhkan sendiri, tetapi kamu lebih memilih memaksa menepi pergi. Aku bertahan meski kamu sering mencoba merobohkan benteng yang ku bangun. Hingga akhirnya aku sadar, aku tulus pada orang yang salah. Aku mencintai sepanjang rasa kalah. Aku tidak pernah benar-benar berharga untukmu.

Aah... pokoknya sebagai penyuka fiksi, ceritanya ngena banget di hati. Maaf ya kalo saya gak bisa menjelaskan dengan cukup gamblang, lebih kurangnya mohon maklum 🙌.

Posting Komentar

0 Komentar