Kuala Lumpur, Menyambangi Menara Kembar Petronas



Mreneyoo.com
. Setelah pertemuan dengan sis Anies selesai, rencananya sekedar keliling-keliling aja di sekitaran hotel, tapi ujung-ujungnya jalan kaki sampe ke menara KLCC atau Petronas, itu kami berlima jalan kaki sekitar empat puluh lima menitan di tambah sedikit gerimis, untungnya kami bawa payung masing-masing, udah di kasih tau sis Anies..mbak Heni jangan lupa bawa payung kalo ke KL, soalnya cuaca lagi gak menentu. 

Saya baru tau kalau magriban di sini pukul tujuh malam, selisih satu jam lebih lambat dengan di Indonesia dan subuhannya jam tujuh pagi, tapi masih gelap gulita seperti subuh di Indonesia, sehabis magriban langsung deh kami meluncur, melewati jalan setapak yang sedikit menanjak di daerah Bukit Bintang, oiya kami nginepnya di daerah Bukit Bintang di hotel Starus. 

Mungkin karena namanya Bukit Bintang yak, jadi jalannya nanjak nurun dan datar 😄, rame dan banyak turis, kafe berjejeran dan spa pijat di sana sini, pusat kulineran juga, kalo liat suasana malam hari dari dalam kamar hotel tempat kami nginap sih lumayan ok, keliatan menara Petronas dan Pavilion mall dengan cukup jelas. 


Menara Petronas nyempil 

Tadinya kepingin jajan ke Alor street, tapi enggak jadi, cuman numpang lewat aja, takutnya kami nyobain kuliner yang belom jelas kepastiannya itu halal atau enggak, soalnya sepanjang mata saya memandang kebanyakan yang sliweran orang-orang Chinese dan turis bule, tapi mungkin makanan Melayunya pasti adalah ya, cuman emang enggak berusaha jalan jauh ke dalam, entar ajalah wong belum laper amat, cuman suka dengan suasananya yang meriah, apalagi menjelang imlek, banyak lampion bergelantungan di sepanjang Alor street, tapi apa emng gitu tiap harinya yak 😁


Alor street

Dalam rinai gerimis dan angin malam yang berhembus sepoi-sepoi, akhirnya kaki-kaki kami sampai juga ke Suria KLCC yang satu kawasan dengan Menara Petronas, tujuannya ya emang mau liat si menara Petronas yang jadi iconnya, soalnya banyak gambar-gambar cantik menara Petronas yang bisa di ambil dari taman di Suria KLCC ini, kalo di kita itu seperti Pertamina gitu, BUMN nya di sana. 

Apa yang unik dan menarik dari menara Petronas yang diresmikan pada 31 Agustus 1999 ini?Jembatan Menara Petronas ada di lantai 41 dan 42. Khusus wisatawan hanya bisa mengakses jembatan di lantai 41 saja, karena lantai 42 khusus untuk petugas. Salah satu keunikan dari jembatan ini adalah karena terpasang langsung di konstruksi utamannya, ketinggian jembatan ini sekitar 558 kaki atau sekitar 170 m, jumlah lantainya ada 88 buah, enggak kebayang kan tingginya. 

Sayangnya ketika itu enggak bisa ke sana soalnya tiketnya udah soldout, jadi cuman bisa jepret-jepret  sekilas aja. 

Awalnya sempet bingung, lewat mana nih, akhirnya setelah nanya-nanya ke petugas keamanan di sana dengan bahasa campuran Inggris dan Melayu seadanya, akhirnya kami melewati jalan setapak yang cukup lebar menuju Suria KLCC dan mendekat ke arah menara Petronas. Di sana terihat taman dan kolam air mancur yang bisa bergerak meliuk-liuk mengikuti irama lagu, entah memang kebenaran ato gimana kurang paham saya juga, tapi terlihat indah dengan cahaya lampu-lampu yang berkilauan. 

Dari pinggiran taman sudah banyak orang-orang berlalu lalang untuk mengabadikan momen., kami ikutan juga lah.. enggak mau kalah...hihihi, apalagi adek bontot saya... dia udah berasa kayak model aja 😆jepret sana jepret sini.. ambil video 🤣 , beberapa foto berlatar belakang menara Petronas sudah sempat saya ambil . 



Ada sekitar setengah jam di taman ini, dan berhubung sudah mulai larut malam dan perut kami belum sempat terisi sejak sore hari, akhirnya kami memasuki Suria KLCC, berharap ketemu pengganjal perut yang sejak tadi sudah mulai bernyanyi dengan nada sumbang. 

Celingak-celinguk mencari tempat makan, naik turun, turun lagi dan naik lagi, entah sudah berapa kali muterin eskalator, akhirnya ketemu food court yang masih cukup ramai, tapi ada satu dua yang sudah mulai tutup. 



Karena perut saya udah mulai keroncongan dan suasana juga rada dingin, di luar tadi kan gerimis halus, jadi makan yang serba mie kayaknya enak deh... apalagi yang berkuah dan agak pedas. 

Dua ponakan memesan nasi Kandar ? Entahlah saya enggak terlalu memperhatikan, pesanan kami bertiga sama aja, dua mangkuk mie kuah, kalo enggak salah yang agak pedas namanya mala pan mie dan satunya mie dengan kuah lebih bening, sup mala pan mie. 


Enak nyoo 😋

Untuk rasa mala pan mienya ini berasa kayak lagi makan mie kari instan Indomie versi medok, liat aja warna kuahnya yang merah merona, pedesnya kayaknya dari campuran minyak cabe juga, tapi berhubung ini fresh, jadi kuah karinya terasa banget... pedas, gurih, kental, terasa aroma karinya yang cukup kuat, tapi sumpah ini ueenaaak tenan. 

Terus ada juga terasa teri atau ikan bilis yang di tabur di mie nya, mienya bertekstur sedikit kenyal dan tebal, ini sengaja cuman pesen dua mangkok aja, porsinya gede coy, ini pas buat perut kami bertiga. Pokoknya enggak nyesel makan mala pan mie ini, cocok di lidah saya yang penyuka makanan pedas dan gurih. 

Sedang untuk sup mala pan mie yang satunya cenderung lebih ringan karena enggak kental kuahnya, cocok bagi penyuka mie dengan rasa yang enggak pedas dan ringan., dua-duanya enak, tapi saya lebih suka mala pan mie., itu sih tergantung selera aja ya, untuk harga.. maaf saya lupa, struk nya udah saya cari-cari enggak ketemu 😒🙏, nah untuk minumnya saya hanya pesan es leci tie, soalnya auuus sehabis makan mie yang pedas dan panas, mulut saya masih sanggup mengunyah, apa daya perut yang enggak bisa di ajak kompromi alias wareq. 


Kepalaku mendadak kliyengan 😵‍💫

Malam semakin larut, kami segera meninggalkan foodcourt dan menuju ke arah pintu luar Suria KLCC, lewat pintu yang lain, beda arah dengan di awal kedatangan tadi, di sini bisa terlihat menara Petronas dengan lebih jelas.

Sambil menunggu pesanan grab datang, saya iseng menatap ke atas menara ini yang sangat tinggi menjulang. Sanking tingginya saya mendongak ke atas, mendadak kepala saya jadi kliyengan dan sedikit sempoyongan, lah-lah kok muter-muter sih😵‍💫

Sumpah gegara kliyengan itu saya sampe duduk di pinggiran trotoar, enggak tahan 😫, syukurnya driver grab yang di pesan segera datang, seenggaknya saya bisa segera duduk agak tinggian nyender di jok mobil, niatnya mau mengabadikan momen indah menara Petronas dari jarak dekat, berujung mata yang berkunang-kunang...wkwkk. 

Karena keterbatasan waktu dan hari tambah larut, jadi enggak banyak yang bisa kami lakukan, pulang dan beristirahat adalah pilihan yang tepat setelah kaki lelah berjalan . 




Salam


Posting Komentar

2 Komentar

  1. Es una bella ciudad, te mando un beso.

    BalasHapus
  2. semangat jalan-jalannya bunda, selalu dapat inspirasi disetiap momentnya

    BalasHapus