Hari ke tiga di KL adalah jalan-jalan ke Melaka, wah jalan-jalan hari kedua aja belum sempat saya posting, eh udah hari ke tiga aja 😄.
Sebetulnya enggak banyak yang saya ceritakan di sini, selain Melaka hari itu cuacanya cukup menyengat, saya bahkan lupa membawa topi. Perjalanan menuju Melaka menggunakan bus, sudah beli tiket online dan kebagian tempat duduk agak di tengah, tapi enak.. enggak berisik dan bus nya juga bersih, ok lah 👍, memakan waktu sekitar dua jam, cukup menyenangkan di perjalanan.
Sampai di terminal bus, kami melanjutkan perjalanan ke tujuan awal degan naik grabcar, tapi sopirnya rada jutek 😁, jadi kami diam saja, beda saat pulang, sopir grabnya ramah nian dan ngajak ngobrol dengan bahasa Melayu dan kamipun menjawab sebisanya, ok tak..ok lah👍
Kota Melaka ternyata cukup cantik dan bersih, melihat kota Melaka, banyak terdapat gedung-gedung tua bersejarah yang mirip di kota tua Jakarta atau kota tua Semarang, bedanya di sini semua gedung tua bersejarah di cat berwarna merah bata, kalau di Indonesia semuanya berwana putih, mirip warna aslinya.
![]() |
Kota bersejarah |
Walau siang itu cukup terang benderang, kami berjalan kaki menyusuri trotoar menuju Baba Kaya, so pasti ngisi amunisi dulu, perut sudah terasa lapar, ini sih bukan sarapan pagi, tapi makan siang 😆.
Suasana sungai di kota Melaka cukup indah, satu dua kapal bersliweran membawa penumpang, sungainya juga bersih, beberapa cafe berderet di sepanjang sungai, terlihat cantik, kalau sore sepertinya rada lumayan adem, kalau siang hari cukup puanas menyengat 😓
Setelah duduk dan memesan beberapa menu, seperti biasanya, rugi rasanya kalau enggak mengabadikan sedikit momen di tempat-tempat yang di kunjungi, toh entah kapan lagi bisa ke sini.
Sejarah singkat Melaka, Kota ini dahulu merupakan ibu kota Kesultanan Melaka dan pusat peradaban Melayu pada abad ke-15 dan16. Bangsa Portugis menaklukkan Melaka pada tahun 1511. Antara tahun 1641-1795 Melaka di kuasai Belanda. Kemudian Melaka di kuasai Britania Raya pada tahun 1820-an sampai kemerdekaan Malaysia pada tahun 1957. Britania Raya menyerahkan Bencoolen / Bengkulu kepada Belanda dan sebagai gantinya mereka mendapatkan Melaka.
Pada tahun 2008 Melaka dan George Town, dinobatkan oleh UNESCO sebagai Kota Warisan Dunia (World Heritage).
Sarapan kami cukup lama juga datangnya, karena sedikit salah pengertian, seorang bapak dari cafenya menanyakan apakah sudah pesan makanan ? Kami jawab sudah dari tadi, dan ternyata kami belum klik order, rupanya si bapak sudah memperhatikan kami sedari tadi, sudah lama duduk tapi gak pesan makanan, ternyata belum klik order: D, pantesan lamo nian 🤣
Begitu pesanan datang, saya sedikit terpana dengan hiasan piring yang cantik dan berwarna-warni, ternyata itu bukan motif piringnya, melainkan srikaya atau kaya untuk cocolan roti 😆, bis cantik nian warnanya, ku kira warna piringnya wkwkk.
![]() |
Cantik sari kaya di piring tu 😋 |
Dua mangkuk tom yum dan laksa nya segera datang, tampilannya aja udah terlihat menarik dan menggugah selera makan saya, di tambah sambal dan sedikit perasan jeruk, menambah cita rasa laksa semakin padu, segar dan gurih, enak nyoo 😋
Sayangnya enggak bisa duduk lama-lama di sini, kami harus bergantian dengan pengunjung lain, makan rasanya jadi terburu-buru, soalnya sudah di liatin sedari tadi, udah di ecupin tempat duduknya 😒, adek saya aja belum sempat menghabiskan laksanya, si tamu yang tadi udah duduk di depan dia, grogi pan jadinya:D
Buat kami, makan di Baba Kaya ini cukup enak, menunya bervariasi dan cocok dengan lidah saya, mungkin karena menu Melayu agak mirip-mirip dengan masakan Sumatra yang cenderung gurih dan pedas, jadi cocok aja di lidah saya.
Niat hati kepingin makan es cendol Melaka rasa durian, maka kami memutuskan untuk mampir ke salah satu kedai yang menjual minuman dingin, cukup mengantri dengan sabar, akhirnya kesampean juga makan es cendol durian Melaka, sayangnya karena sedikit teledor, es cendol durian jatuh dari genggaman tangan saya, saya hanya bisa menyaksikan peristiwa tragis ini dengan sedikit terpana dan menghela napas panjang: D, syukurnya tutup plastiknya cukup kencang, walaupun jatuh es cendolnya, enggak sampai tumpah, segera tangan saya menggapai wadah es cendolnya, belum lima menit 😆
Salam
5 Komentar
Lady suka melaka.... wa... bestnyer.... :D :D :D
BalasHapusWah…sis ke Melaka pula. Melaka Bandaraya Bersejarah.
BalasHapusKalau tak diberitahu, saya juga menyangka itu design piring. Rupa-rupanya kaya untuk dimakan bersama roti 😁
Alhamdulillah masih dapat dinikmati es cendolnya ya 😄
Parece un lindo lugar. Te mando un beso.
BalasHapusngeliat sungainya yang jernih jadi keinget sama venesia :D
BalasHapusAlhamdulillah.
BalasHapusRezeki Mbak Heni dapat berkunjung ke Melaka Bandar Bersejarah.
Itulah uniknya budaya nusantara, bangsa serumpun sehingga makanan yang disajikan dapat dinikmati dan memenuhi citarasa.